Skip to content

PKBM GENERASI JUARA

Anak Menangis, HP Siap Melayani? Waspada Pola Asuh “Instant Gratification”! 

    Mengamati tren yang cukup memprihatinkan saat ini, banyak orang tua cenderung memberikan smartphone kepada ananda mereka begitu mulai menangis. Praktik ini, meskipun tampak praktis dan efektif untuk menenangkan ananda seketika, sebenarnya menyimpan bahaya kerugian yang mengancam perkembangan anak di masa depan. Sebagai orang tua perlu waspada terhadap pola asuh “instant gratification” yang sedang menjadi trend saat ini.

    Instant gratification” atau kepuasan instan merujuk pada kebiasaan memberikan kepuasan atau penghargaan secara langsung dan cepat sebagai respons terhadap perilaku tertentu. Dalam konteks ini, tangisan anak langsung diredam dengan smartphone sebagai “hadiah” untuk menghentikan tangisan. Meskipun berhasil dalam jangka pendek, pola asuh ini justru dapat berdampak negatif dalam jangka panjang.

    Pertama, anak akan belajar bahwa menangis adalah cara efektif untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mereka akan cenderung lebih sering menangis untuk mendapatkan perhatian atau barang yang diinginkan, tanpa belajar untuk mengelola emosi mereka sendiri. Kemampuan untuk mengelola emosi merupakan keterampilan penting yang perlu dikembangkan sejak dini, dan pola asuh “instant gratification” justru menghambatnya.

    Kedua, terlalu banyak paparan layar dapat mengganggu perkembangan otak anak,  kemampuan kognitif, keterampilan sosial, dan kesehatan mental anak, dapat menyebabkan anak berisiko mengalami gangguan tidur, obesitas, dan masalah perilaku lainnya.

    Ketiga, pola asuh ini dapat menciptakan ketergantungan pada teknologi. Anak akan sulit untuk fokus pada aktivitas lain tanpa adanya smartphone, dan akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Mereka akan lebih memilih untuk bermain sendiri dengan smartphone daripada berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar.

    Untuk menghindari pola asuh “Instant gratification” ayah, bunda dapat menenangkan anak tanpa memberikan smartphone. Berikan pelukan, ajak berbicara, atau alihkan perhatian anak dengan mainan atau aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Ajarkan anak untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat, dan bantu mereka untuk belajar mengelola emosi mereka sendiri.

    Ingatlah, mendidik anak bukan hanya tentang memberikan kepuasan instan, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka. Mari kita hindari pola asuh “instant gratification” dan berinvestasi pada perkembangan anak yang holistik dan seimbang. Berikan anak waktu untuk bermain, berkreasi, dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar. Ajarkan mereka untuk menghargai proses dan belajar untuk mengelola emosi mereka sendiri. Dengan demikian, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, tangguh, dan sukses di masa depan.

    Salam Generasi Juara.

    Kirim
    Halo Kak! Ada yang bisa kami bantu?